BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman Hewan Pematang Siantar adalah satu dari dua
kebun binatang yang ada di Propinsi
Sumatera Utara. Taman Hewan Pematang Siantar merupakan taman hewan tertua yang keempat di Indonesia setelah
Kebun Binatang Surabaya, Kebun Binatang
Ragunan dan Kebun Binatang Bukit Tinggi di Propinsi Sumatera Barat. Taman Hewan Pematang Siantar (Zoological en
Botanical Garden), didirikan pada tahun
1936 dan secara resmi dibuka untuk umum pada tanggal 27 Nopember 1936. Dengan luas areal 4,5 ha., Taman Hewan
Pematang Siantar ini didirikan oleh Dr.
Coonrad berkebangsaan Belanda. Ia sekaligus menjadi pemimpin pertama
sebagai Directur Van Het Diieren Park
Pematang Siantar (Direktur Taman Hewan Pematang
Siantar). Pembiayaan taman hewan ini awalnya dibebankan kepada Begretins
van de Gemeente Pematangsiantar ver het
Dienscaar dan juga bantuan para donatur dari
beberapa perkebunan di daerah Pematang Siantar.
Pada awal
didirikan, taman hewan ini bertujuan membina koleksi fauna Indonesia selengkap-lengkapnya, yang tentunya dapat
dimanfaatkan sebagai sarana tempat
rekreasi. Secara berangsur-angsur tujuan dari didirikannya taman hewan
ini kemudian berkembang untuk memperluas
pemahaman dan aspresiasi masyarakat tentang fungsi utama satwa, meningkatkan
kesejahteraan satwa, menciptakan konservasi yang melakukan perawatan dan penangkaran berbagai
jenis satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai
sarana perlindungan dan pelestarian alam.
Pada awal didirikan, Taman Hewan Pematang Siantar
merupakan tempat pemeliharaan hewan yang
didasari hobi salah seorang warga Belanda yang tinggal di
Pematang Siantar. Dari hobi inilah timbul untuk membuat suatu Taman
Hewan. Perkembangan selanjutnya, banyak
masyarakat yang berminat untuk melihat-lihat hewan (melakukan kegiatan wisata)
yang ada di taman tersebut. Namun, kemungkinan besar disamping sebagai hobi,
pendirian taman hewan ini mendapatkan dukungan atau sengaja dibangun oleh
pemerintah kolonial.
Jika diperhatikan perkembangan kepariwisataan di
Indonesia, ternyata mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan
kepariwisataan di Indonesia
10 Wawancara dengan Bapak Purwanto
pada tanggal 22 Juni 2009 di Taman Hewan Pematang Siantar . Dengan adanya
keempat jenis hewan ini, tentunya kandang merupakan hal yang sangat penting
untuk dipersiapkan. Pada awalnya kandang yang ada hanya sedikit sesuai dengan
jumlah hewan yang ada. Dari empat jenis hewan yang ada, selajutnya bertambah
menjadi beberapa jenis hewan. Hewan mamalia yang bertambah di antaranya adalah
singa, rusa bawean, kanguru, beruang dan kelinci serta beberapa jenis hewan
yang tidak didapatkan keterangannya. Aves, yaitu jenis burung-burung, kemudian
banyak didatangkan di taman hewan. Selain itu jenis-jenis reptile, di antaranya
labi-labi, biawak, dan ular juga dipelihara.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti
membuat sebuah laporan yang berjudul “Konsep Ekologi dan Identifikasi hewan
kucing-kucingan di Taman Hewan Siantar (THS) Provinsi Sumatera Utara”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebai berikut :
1. Bagaimanakah konsep ekologi
Kucing-kucingan di Taman Hewan siantar ?
2. Bagaimanakah identifikasi hewan
kucing-kucingan yang ada di Taman Hewan siantar ?
C. Tujuan Laporan
Adapaun tujuan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana ekologi
hewan Kucing-kucingan di Taman Hewan siantar.
2. Untuk mengetahui identifikasi hewan
kucing-kucingan yang ada di Taman Hewan siantar ?
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Konsep Ekologi
1. Kucing Hutan
Kucing
hutan (Prionailurus planiceps) merupakan
keluarga kucing liar kecil yang taburannya bertompok-tompok di Thailand,
Semenanjung Malaysia, Borneo dan Sumatera. Sejak 2008, ia telah disenaraikan sebagai spesies terancam
oleh IUCN akibat kemusnahan tanah rawa ("wetland")
habitat mereka.
Kucing ini amat jarang dalam
kurungan, dengan kurang 10 ekor – kesemuanya di zoo di Asia Tenggara – direkod
oleh ("International Species Information System - ISIS") pada awal
tahun 2010. Sebagaimana sesetengah kucing kecil lain, ia pada asalnya
ditempatkan dalam genusFelis, tetapi kini dianggap sebagai salah satu dari lima spesies
dalam Prionailurus.[4][5]
Kucing hutan memiliki panjang kepala
dan badan sekitar 41-50 cm (16-20 in), dan ekor yang pendek sepanjang 13-15 cm
(5-6 in). It weighs 1.5-2.5 kg (3.5-5.5 lbs). Bulu tebalnya
kebiasaannya perang kemerahan gelap dengan sedikit kelabu, dengan kepala lebih
kemerahan dan bahagian bawah putih. Kecuali bagi garis muka agak pudar, ia
tidak berpola. Kakinya agak pendek, dan telinganya pendek dan bulat.
Selaput antara jari pada kakinya
membantu kucing medapat lebih cengkaman di persekitaran berlumpur dan berair,
dan lebih jelas pada kucing ini berbanding kaki ("Fishing Cat").
Sebagaimana cheetah, kukunya hanya separa ditarik masuk. Bentuk dan kepala
adalah biasa bagi kucing; tengkorak agak panjang, sementara atas tengkorak,
sebagaimana dicadangakan oleh nama saintifiknya, agak leper. Matanya agak
luar biasa ke hadapan dan dekat, berbanding kucing lain, memberikannya
pandangan stereoskopik lebih baik. Tambahan lagi giginya disesuaikan bagi
mencekam mangsa licin, dan rahangnya agak berkuasa. Ciri-ciri ini membantu
kucing hutan bagi menangkap dan mencekam mangsa airm, yang mana ia sebaik
"Fishing Cat" yang berkait.
2.
Harimau
Harimau (Panthera
tigris) (juga dipanggil harimau belang atau pak belang) merupakan spesies
binatang terbesar di kalangan empat jenis "kucing besar" dalam genus Panthera, dan anggota famili Felidae. Harimau
yang berasal dari Asia timur
dan selatan ini ialah sejenis haiwan pemangsa dan maging. Subspesies harimau yang lebih besar boleh
mencecah panjang 3.3 meter (11 kaki) dan berat 300 kilogram
(660 paun). Selain kebesaran dan kegagahannya, ciri-ciri terpenting yang
dimiliki harimau ialah corak belang menegak berwarna gelap yang melapisi
bulunya yang berwarna keputihan atau merah kejinggaan.
Harimau
yang mempunyai ciri amat mudah menyesuaikan diri dengan persekitaran baru,
terdapat dari kawasan taiga Siberia,
ke padang rumputterbuka, ke paya bakau tropika,
antara lainnya. Harimau ialah haiwan yang biasanya gemar bersendiri dan
berkelakuan kewilayahan, dan sering memerlukan kawasan habitat yang amat luas
untuk menampung keperluan memburu mangsanya. Dan kerana mudah didapati di
sebilangan kawasan di dunia yang paling padat kependudukan manusianya,
menyebabkan sering terjadinya konflik antara harimau dan manusia. Tiga daripada
sembilan subspesies harimau moden sudah diisytiharkan pupus dan
enam yang selebihnya digolongkan sebagai terancam. Punca-punca utama harimau
terancam ialah kemusnahan dan fragmentasi habitat,
dan juga kegiatan memburu. Harimau yang pernah
menduduki kawasan-kawasan seluas Mesopotamia dan Caucasus hingga Asia Selatan dan Timur, kini semakin berkurangan
bilangannya. Walaupun semua spesies yang masih ada diberi perlindungan
undang-undang, namun pemburuan, kemusnahan habitat dan kemurungan
pembiakbakaan dalam tetap
menjadi ancaman.
Walau
apapun, harimau tetap menjadi salah sejenis megafauna berkarisma yang
paling terkenal di dunia. Harimau banyak memainkan peranan penting dalam mitos dan budaya rakyat, di samping masih
mendapat tempat dalam bidang perfileman dan kesusasteraan moden. Lukisan
harimau sering dijumpai pada bendera dan jata negara,
sebagai maskot sukan,
dan haiwan kebangsaan sebilangan negara Asia, termasuk Malaysia.
3.
Singa
Singa (Sanskerta: Siṃha)
atau dalam nama ilmiahnya Panthera
leo adalah seekor hewan dari keluarga felidae atau
jenis kucing.
Singa merupakan hewan yang hidup dalam kelompok. Biasanya terdiri dari seekor
jantan dan banyak betina. Kelompok ini lantas menjaga daerah kekuasaannya.
Berat Singa jantan 150 kg-250kg. kalau singa betina beratnya 120-185
kg. Umurnya antara 10 sampai 15 tahun di hutan. Tetapi jika dipelihara bisa
sampai 20 tahun lebih.
Singa
betina jauh lebih aktif dalam berburu, sedangkan Singa jantan lebih santai dan
selalu bersikap menunggu dan meminta jatah dari hasil buruan para betinanya.
Singa
jantan dipercaya lebih unggul dan perkasa dibandingkan dengan kucing-kucing besar lainnya,
tetapi kelemahan singa ialah tidak bisa memanjat pohon sebagus kucing-kucing
besar lainnya.
Singa
jantan ditumbuhi bulu tebal di sekitar tengkuknya, hal ini lebih menguntungkan
untuk melindungi tengkuknya, terutama dalam perkelahian bebas antara kucing
besar, yang terkenal dengan selalu menerkam tengkuk untuk melumpuhkan musuhnya.
Kucing
besar lainnya, seperti Cheetah dan Macan Tutul memiliki
ukuran tubuh jauh lebih kecil dibanding Singa.
Singa
juga punya salah satu perbedaan dengan Harimau, walaupun berasal dari keluarga
yang sama, Singa tidak suka dengan air, berbeda dengan harimau yang suka dengan
air, Singa yang terkenal di dunia adalah Bongo. Bintang film George. Bongo
adalah singa paling jinak. Sayang, Bongo meninggal karena sakit paru-paru.
Singa kedua yang paling jinak di dunia adalah Zamba peliharaan Ralph Helfer.
4.
Macan Tutul
Macan tutul atau
dalam nama ilmiahnya Panthera
pardus adalah salah satu dari empat kucing besar.
Hewan ini dikenal juga dengan sebutanharimau
dahan karena kemampuannya
memanjat. Pada mulanya, orang berpikiran bahwa macan tutul adalah hibrida dari singa dan harimau, sehingga muncul nama
"leopard" di kalangan peneliti Eropa awal. Macan tutul jawa (P.
p. melas) adalah fauna
identitas Jawa Barat dan
termasuk hewan yang terancam
punah di Indonesia.
Macan
tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai dua meter.
Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik
berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil. Macan tutul
betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.
Daerah
sebaran macan tutul adalah di benua Asia dan Afrika.
Spesies ini sempat dianggap memiliki banyak anakjenis (lebih dari 30
subspesies) yang ditemukan di segala macam habitat, mulai dari hutan tropis,
gurun, savanah, pegunungan dan daerah pemukiman, namun sekarang direduksi
menjadi hanya sembilan setelah dilakukan pengujian molekuler.
Macan
Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama lain. Spesies
ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang tinggi, betina
biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama induknya sampai
macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai dua tahun.
Macan
Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk
mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai
ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat,
ikan, burung, monyet dan
binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya.
Pada
umumnya, Macan Tutul menghindari manusia. Namun macan yang kurang sehat,
kelaparan atau terluka sehingga tidak dapat berburu mangsa yang biasa, dapat
memangsa manusia. Ada peristiwa mengenai seekor Macan Tutul jantan di Rudraprayag memangsa
lebih dari 125 jiwa, dan seekor Macan Tutul betina yang disebut "Macan
Tutul Panar" memangsa lebih dari 400 jiwa pada awal abad ke-20 di India.
Beberapa
subspesies dari Macan Tutul seperti Macan Kumbang dari Indonesia terancam
punah, namun secara umum Macan Tutul dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di
dalam IUCN Red List.
B. Identifikasi Hewan
1.
Kucing Hutan

Nama Daerah: Kucing Hutan
Klasifikasi
Kucing Hutan
Alam : Haiwan
Filum : Kordata
Kelas : Mamalia
Order : Karnivor
Famili : Felidae
Genus : Felis
Spesies : F. planiceps
Binomia : Felis planiceps
Filum : Kordata
Kelas : Mamalia
Order : Karnivor
Famili : Felidae
Genus : Felis
Spesies : F. planiceps
Binomia : Felis planiceps
Ciri-ciri Kucing Hutan
a)
Jantung Kucing Hutan
terdiri daripada 4 kamar seperti manusia. Kamar atas dikenali sebagai atrium,
sementara kamar bawah dikenali sebagai ventrikel.
b)
Pembiakan
Sebagai mamalia,
Kucing Hutan berdarah panas, melahirkan anak, menjaga anak, dan mempunyai bulu
di badan. Kucing Hutan akan menjaga anaknya sehingga mampu berdikari.
c)
Habitat
Kucing hutan atau
dikenali sebagai kucing kepala leper sering ditemui di kawasan hutan paya bakau
di Semenanjung Malaysia seperti di Hutan paya di pinggir Sungai Merbuk
Kedah.Kucing ini juga dikenali sebagai kucing yang suka pada air.
d)
Pengekalan
Kucing Hutan
merupakan haiwan yang dilindungi and memerlukan lesen pemburuan.
Penyebaran Kucing Hutan
Kucing
hutan terdapat di kawasan tropika tanah rendah di jauh keselatan Thailand, SemenanjungMalaysia, Sabah, Sarawak, BruneiDarussalam, Kalimantan dan Sumatera. Kucing ini juga dikenali sebagai kucing
yang suka pada air. Mereka biasanya terdapat di habitan air tawar berhampiran
persisiran dan kawasan tanah rendah. Lebih 70% rekod dikumpul kurang dari
3 kilometer (1.9 bt) dari kawasan berair.
Kucing hutan wujud di kawasan hutan utama dan hutan tanam semula.
2.
Harimau

Nama Latin : Panthera tigris
Nama Daerah: Harimau
Kerajaan
|
|
Filum
|
|
Kelas
|
|
Ordo
|
|
Famili
|
|
Genus
|
|
Spesies
|
: P.
tigris
|
Ciri-ciri Harimau
Harimau juga digeruni
sebagai kucing yang paling berat di hutan belantara. Harimau juga memiliki kaki
dan bahu yang amat kuat, yang membolehkannya mengheret mangsa yang lebih berat
daripada dirinya. Bagaimanapun, setiap subspesies berlainan saiznya dengan satu
sama lain, apalagi lebih tinggi latitud habitatnya maka lebih besar
subspesiesnya, selaras dengan hukum Bergmann. Maka, harimau Siberia (Panthera tigris
altaica) jantan yang lebih besar boleh mencapai kepanjangan 3.5 m
"ikut lengkung" (3.3 m. "ukuran lurus") dan berat
306 kilogram,[15] iaitu lebih besar
berbanding harimau-harimau yang tinggal di kepulauan seperti harimau Sumatera,
iaitu subspesies hidup yang terkecil dengan berat badan setakat 75–140 kg
sahaja.
Harimau betina lebih kecil berbanding harimau
jantan dalam setiap subspesies. Perbezaan saiz antara harimau jantan dan betina
lebih ketara dalam subspesies yang lebih besar, iaitu berat harimau jantan
bersamaan dengan 1.7 kali berat harimau betina.
Selain itu, harimau jantan lebih luas tapak
kaki depannya berbanding harimau betina. Perbezaan ini sering digunakan oleh
ahli biologi untuk menentukan jantina harimau apabila memerhati kesan tapak
kakinya.[17] Tengkorak harimau amat serupa
dengan tengkorak singa, cuma bahagian hadapannya tidak begitu tertekan atau
rata, dengan kawasan postorbital yang lebih panjang sedikit berbanding
tengkorak singa yang lebih lebar lubang hidungnya. Namun begitu, disebabkan
perbezaan tengkorak kedua-dua spesies tersebut tidak begitu ketara, spesies
pemilik tengkorak biasanya hanya dapat ditentukan melalui struktur rahang
bawahnya.
Habitat Harimau
Asalnya harimau bintang hidup di seluruh Afrika
(tapi bukan di Sahara) dan Asia Selatan. Namun hari ini banyak subspesies
harimau bintang, terutamanya di Asia, diancam kepupusan, pupus atau hampir
mati.
Harimau bintang sangat aktif pada waktu malam.
Ia dapat memanjat dengan sangat baik, dan banyak masanya tinggal di atas pokok.
Ia selalunya makan mamalia
sederhana besar, dan juga burung, reptilia serta serangga. Harimau bintang memburu pada waktu yang
berbeza dalam sehari, dan mereka juga menggunakan cara berbeza untuk memburu.
Harimau bintang biasanya hidup sendirian dan cuba untuk tidak
berjumpa dengan harimau bintang lain. Ia hanya bersama-sama apabila mengawan.
Anak harimau bintang meninggalkan ibunya selepas 13 - 18 bulan.
Penyebaran Harimau
Harimau
adalah hewan nasional dari:
3.
Singa

Nama Daerah: Simha
Kerajaan
|
|
Filum
|
|
Kelas
|
|
Ordo
|
|
Famili
|
|
Genus
|
|
Spesies
|
: P. leo
|
Ciri-Ciri
Singa
Panjang singa jantan adalah
260-330 cm, kalau betina
240-270 cm. panjang ekor jantan 70-105cm, betina 60-100 cm. berat jantan
150-250 kg, berat betina120-185 kg. panjang dari ujung kaki ke pundak jantan
80-123 cm, betina 75-110 cm. sehabis lahir berat singa adalah 1-2 kg.
Panjang singa jantan adalah 260-330 cm,
kalau betina 240-270 cm. panjang ekor jantan 70-105cm, betina 60-100 cm. berat
jantan 150-250 kg, berat betina120-185 kg. panjang dari ujung kaki ke pundak
jantan 80-123 cm, betina 75-110 cm. sehabis lahir berat singa adalah 1-2 kg.
P. l. leo
bulu
tebal disekitar tengkuknya berevolusi melewati pundaknya singa. bulu tebal
warnanya hitam.
P. l. bleyenberghi
bulu
tebalnya tidak berevolusi.
P. l. Krugeri
bulu
tebalnya hitam
P. l. massaieus
bulu
tebalnya berevolusi tapi tidak melewati pundak
P. l. melanochaita
panjang
singa betina sekitar 170 cm. panjang ekor betina kira-kira 90 cm.
P. l. persica
panjang
sekitar 190 cm. panjang ekor 80-90cm
P. l. senegalensis
bulu
tebalnya tidak berevolusi. warna bulu tebalnya kuning.
Habitat
Dahulu, Singa hidup di seluruh Afrika, Eropa, Timur Tengah dan anak benua India. Tetapi sekarang habitatnya hanya di sebagian kecil anak benua India dan Afrika. Itu terjadi
karena perburuan liar yang ingin mengambil kulit badannya.
Habitat singa.
P. l. Krugeri
tinggal
di daerah afrika selatan.
P. l. bleyenberghi
tinggal
di daerah kongo,zinbabue dll.
P. l. massaieus
tinggal
di daerah tanzania,kenia.
P. l. persica
tinggal
di daerah india
P. l. senegalensis
tinggal
di daerah negara republik segnal
Habitat yang sudah punah
P. l. leo
dulu
tinggal di bagin utara benua afrika
P. l. melanochaita
dulu
tinggal di afrika selatan
dan dari gambar-gambar di dinding,sekitar 15000 tahun yang
lalu diperkirakan hidup di eropa dan 5000 tahun yang lalu pernah ada di yunani.
Penyebaran
Singa banyak pula dipakai dalam nama-nama kota. Di bawah
diberikan beberapa contoh:
- Singajaya
- Singaparna
- Singapura
- Singaraja
- Leeuwarden di Belanda.
- Lviv, juga disebut Lvov, Lwow,
Lemberg atau Leopolis di Ukraina.
4.
Macan Tutul
Nama Latin : Panthera pardus

Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
P. pardus
|
Ciri-ciri Macan Tutul
Macan
tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai dua meter.
Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan
bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil.
Macan tutul betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.
Habitat
Macan Tutul
Secara global,
Macan Tutul tersebar di banyak wilayah yang meliputi wilayah Asia dan Afrika.
Besarnya sebaran Macan Tutul ini menimbulkan variasi genetis dan morfologis
pada tiap sub spesiesnya. Pada saat ini di provinsi Jawa Barat, Macan Tutul
masih dapat dijumpai di beberapa kawasan :
1) Taman Nasional
Gunung Halimun
2) Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango
3) Cagar Alam
Leuweung Sancang
4) Gunung
Patuha, Ciwidey
5) Cagar Alam
Gunung Simpang, Cianjur
6) Cagar Alam
Gunung Tilu, Cianjur
7) dan beberapa
daerah lain yang tersebar di provinsi Jawa Barat
Penyebaran
Macan Tutul
Daerah
sebaran macan tutul adalah di benua Asia
dan Afrika. Spesies ini sempat dianggap
memiliki banyak anakjenis (lebih dari 30 subspesies) yang ditemukan di segala
macam habitat, mulai dari hutan tropis, gurun, savanah, pegunungan dan daerah
pemukiman, namun sekarang direduksi menjadi hanya sembilan setelah dilakukan
pengujian molekuler.
Macan
Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama lain. Spesies
ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang tinggi, betina
biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama induknya sampai
macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai dua tahun.
Macan
Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk
mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai
ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat,
ikan, burung, monyet
dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya.
BAB III
METODOLOGI
PENGAMATAN
A. Waktu dan Tempat
1.
Waktu Pengamatan
Adapaun waktu
pengamatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 17 Januari 2014 sampai
dengan selesainya pengematan penulis.
2.
Tempat Pengamatan
Adapun
tempat pengamatan ini berlokasi di Taman Hewan Siantar (THS) Pematang Siantar
Sumatera Utara.
B. Langkah-langkah Pengamatan
1.
Alat dan Bahan
1)
Alat
a. Pensil
b. Balpoint
c. Kamera Foto
d. Kamera Video
e. Buku
2)
Bahan
Koleksi hewan yang akan di amati :
Kucing Hutan, Harimau, Singa dan Macan Tutul.
2.
Cara Kerja
a.
Mengamati dengan cermat
hewan yang telah ditugaskan
b.
Mengambil foto-foto hewan
yang diamati
c.
Mencata ciri-ciri hewan
yang diamati
d.
Memperhatikan perilaku
hewan yang diamati
e.
Membuat dokumentasi
tenatng hewan yang diamati
f.
Menyusun deskripsi
spesies tersebut dan menentukan klasifikasi, habitat dan penyebaran hewan yang
diamati.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
mengamati dan mempelajari hasil laporan ini, maka kami menyimpulakn bahwa :
1.
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mcnaughton & Wolf.1990. Ekologi
Umum. Edisi 2.Yogyakarta:UGM-Press.,
665-667
Resosoedarmo, R. S.1989. Pengantar Ekologi. PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.
Sastrodinoto,S.1980.
Biologi
Umum II. Jakarta: PT.
Gramedia.
Taman Hewan Siantar, Sumatera Utara,
Jum’at 17 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar