Sabtu, 08 Februari 2014

CONTOH PENELITIAN BIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Taman Hewan Pematang Siantar adalah satu dari dua kebun binatang yang ada di  Propinsi Sumatera Utara. Taman Hewan Pematang Siantar merupakan taman hewan  tertua yang keempat di Indonesia setelah Kebun Binatang Surabaya, Kebun Binatang  Ragunan dan Kebun Binatang Bukit Tinggi di Propinsi Sumatera Barat.  Taman Hewan Pematang Siantar (Zoological en Botanical Garden), didirikan  pada tahun 1936 dan secara resmi dibuka untuk umum pada tanggal 27 Nopember 1936.  Dengan luas areal 4,5 ha., Taman Hewan Pematang Siantar ini didirikan oleh Dr.  Coonrad berkebangsaan Belanda. Ia sekaligus menjadi pemimpin pertama sebagai  Directur Van Het Diieren Park Pematang Siantar (Direktur Taman Hewan Pematang  Siantar). Pembiayaan taman hewan ini awalnya dibebankan kepada Begretins van de  Gemeente Pematangsiantar ver het Dienscaar dan juga bantuan para donatur dari  beberapa perkebunan di daerah Pematang Siantar.
 Pada awal didirikan, taman hewan ini bertujuan membina koleksi fauna Indonesia  selengkap-lengkapnya, yang tentunya dapat dimanfaatkan sebagai sarana tempat  rekreasi. Secara berangsur-angsur tujuan dari didirikannya taman hewan ini kemudian  berkembang untuk memperluas pemahaman dan aspresiasi masyarakat tentang fungsi utama satwa, meningkatkan kesejahteraan satwa, menciptakan konservasi yang  melakukan perawatan dan penangkaran berbagai jenis satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam.
Pada awal didirikan, Taman Hewan Pematang Siantar merupakan tempat  pemeliharaan hewan yang didasari hobi salah seorang warga Belanda yang tinggal di
Pematang Siantar. Dari hobi inilah timbul untuk membuat suatu Taman Hewan.  Perkembangan selanjutnya, banyak masyarakat yang berminat untuk melihat-lihat hewan (melakukan kegiatan wisata) yang ada di taman tersebut. Namun, kemungkinan besar disamping sebagai hobi, pendirian taman hewan ini mendapatkan dukungan atau sengaja dibangun oleh pemerintah kolonial.
Jika diperhatikan perkembangan kepariwisataan di Indonesia, ternyata mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan kepariwisataan di Indonesia
 10 Wawancara dengan Bapak Purwanto pada tanggal 22 Juni 2009 di Taman Hewan Pematang Siantar . Dengan adanya keempat jenis hewan ini, tentunya kandang merupakan hal yang sangat penting untuk dipersiapkan. Pada awalnya kandang yang ada hanya sedikit sesuai dengan jumlah hewan yang ada. Dari empat jenis hewan yang ada, selajutnya bertambah menjadi beberapa jenis hewan. Hewan mamalia yang bertambah di antaranya adalah singa, rusa bawean, kanguru, beruang dan kelinci serta beberapa jenis hewan yang tidak didapatkan keterangannya. Aves, yaitu jenis burung-burung, kemudian banyak didatangkan di taman hewan. Selain itu jenis-jenis reptile, di antaranya labi-labi, biawak, dan ular juga dipelihara.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti membuat sebuah laporan yang berjudul “Konsep Ekologi dan Identifikasi hewan kucing-kucingan di Taman Hewan Siantar (THS) Provinsi Sumatera Utara”

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebai berikut :
1.      Bagaimanakah konsep ekologi Kucing-kucingan di Taman Hewan siantar ?
2.      Bagaimanakah identifikasi hewan kucing-kucingan yang ada di Taman Hewan siantar ?

C.    Tujuan Laporan
Adapaun tujuan laporan ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana ekologi hewan Kucing-kucingan di Taman Hewan siantar.
2.      Untuk mengetahui identifikasi hewan kucing-kucingan yang ada di Taman Hewan siantar ?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep Ekologi
1.      Kucing Hutan
Kucing hutan  (Prionailurus planiceps) merupakan keluarga kucing liar kecil yang taburannya bertompok-tompok di Thailand, Semenanjung Malaysia, Borneo dan Sumatera. Sejak 2008, ia telah disenaraikan sebagai spesies terancam oleh IUCN akibat kemusnahan tanah rawa ("wetland") habitat mereka.
Kucing ini amat jarang dalam kurungan, dengan kurang 10 ekor – kesemuanya di zoo di Asia Tenggara – direkod oleh ("International Species Information System - ISIS") pada awal tahun 2010. Sebagaimana sesetengah kucing kecil lain, ia pada asalnya ditempatkan dalam genusFelis, tetapi kini dianggap sebagai salah satu dari lima spesies dalam Prionailurus.[4][5]
Kucing hutan memiliki panjang kepala dan badan sekitar 41-50 cm (16-20 in), dan ekor yang pendek sepanjang 13-15 cm (5-6 in). It weighs 1.5-2.5 kg (3.5-5.5 lbs). Bulu tebalnya kebiasaannya perang kemerahan gelap dengan sedikit kelabu, dengan kepala lebih kemerahan dan bahagian bawah putih. Kecuali bagi garis muka agak pudar, ia tidak berpola. Kakinya agak pendek, dan telinganya pendek dan bulat.
Selaput antara jari pada kakinya membantu kucing medapat lebih cengkaman di persekitaran berlumpur dan berair, dan lebih jelas pada kucing ini berbanding kaki ("Fishing Cat"). Sebagaimana cheetah, kukunya hanya separa ditarik masuk. Bentuk dan kepala adalah biasa bagi kucing; tengkorak agak panjang, sementara atas tengkorak, sebagaimana dicadangakan oleh nama saintifiknya, agak leper. Matanya agak luar biasa ke hadapan dan dekat, berbanding kucing lain, memberikannya pandangan stereoskopik lebih baik. Tambahan lagi giginya disesuaikan bagi mencekam mangsa licin, dan rahangnya agak berkuasa. Ciri-ciri ini membantu kucing hutan bagi menangkap dan mencekam mangsa airm, yang mana ia sebaik "Fishing Cat" yang berkait.
2.      Harimau
Harimau (Panthera tigris) (juga dipanggil harimau belang atau pak belang) merupakan spesies binatang terbesar di kalangan empat jenis "kucing besar" dalam genus Panthera, dan anggota famili Felidae. Harimau yang berasal dari Asia timur dan selatan ini ialah sejenis haiwan pemangsa  dan maging.  Subspesies harimau yang lebih besar boleh mencecah panjang 3.3 meter (11 kaki) dan berat 300 kilogram (660 paun). Selain kebesaran dan kegagahannya, ciri-ciri terpenting yang dimiliki harimau ialah corak belang menegak berwarna gelap yang melapisi bulunya yang berwarna keputihan atau merah kejinggaan.
Harimau yang mempunyai ciri amat mudah menyesuaikan diri dengan persekitaran baru, terdapat dari kawasan taiga Siberia, ke padang rumputterbuka, ke paya bakau tropika, antara lainnya. Harimau ialah haiwan yang biasanya gemar bersendiri dan berkelakuan kewilayahan, dan sering memerlukan kawasan habitat yang amat luas untuk menampung keperluan memburu mangsanya. Dan kerana mudah didapati di sebilangan kawasan di dunia yang paling padat kependudukan manusianya, menyebabkan sering terjadinya konflik antara harimau dan manusia. Tiga daripada sembilan subspesies harimau moden sudah diisytiharkan pupus dan enam yang selebihnya digolongkan sebagai terancam. Punca-punca utama harimau terancam ialah kemusnahan dan fragmentasi habitat, dan juga kegiatan memburu. Harimau yang pernah menduduki kawasan-kawasan seluas  Mesopotamia dan Caucasus hingga Asia Selatan dan Timur, kini semakin berkurangan bilangannya. Walaupun semua spesies yang masih ada diberi perlindungan undang-undang, namun pemburuan, kemusnahan habitat dan kemurungan pembiakbakaan dalam tetap menjadi ancaman.
Walau apapun, harimau tetap menjadi salah sejenis megafauna berkarisma yang paling terkenal di dunia. Harimau banyak memainkan peranan penting dalam mitos dan budaya rakyat, di samping masih mendapat tempat dalam bidang perfileman dan kesusasteraan moden. Lukisan harimau sering dijumpai pada bendera dan jata negara, sebagai maskot sukan, dan haiwan kebangsaan sebilangan negara Asia, termasuk Malaysia.





3.      Singa
Singa (Sanskerta: Siha) atau dalam nama ilmiahnya Panthera leo adalah seekor hewan dari keluarga felidae atau jenis kucing. Singa merupakan hewan yang hidup dalam kelompok. Biasanya terdiri dari seekor jantan dan banyak betina. Kelompok ini lantas menjaga daerah kekuasaannya. Berat Singa jantan 150 kg-250kg. kalau singa betina beratnya 120-185 kg. Umurnya antara 10 sampai 15 tahun di hutan. Tetapi jika dipelihara bisa sampai 20 tahun lebih.
Singa betina jauh lebih aktif dalam berburu, sedangkan Singa jantan lebih santai dan selalu bersikap menunggu dan meminta jatah dari hasil buruan para betinanya.
Singa jantan dipercaya lebih unggul dan perkasa dibandingkan dengan kucing-kucing besar lainnya, tetapi kelemahan singa ialah tidak bisa memanjat pohon sebagus kucing-kucing besar lainnya.
Singa jantan ditumbuhi bulu tebal di sekitar tengkuknya, hal ini lebih menguntungkan untuk melindungi tengkuknya, terutama dalam perkelahian bebas antara kucing besar, yang terkenal dengan selalu menerkam tengkuk untuk melumpuhkan musuhnya.
Kucing besar lainnya, seperti Cheetah dan Macan Tutul memiliki ukuran tubuh jauh lebih kecil dibanding Singa.
Singa juga punya salah satu perbedaan dengan Harimau, walaupun berasal dari keluarga yang sama, Singa tidak suka dengan air, berbeda dengan harimau yang suka dengan air, Singa yang terkenal di dunia adalah Bongo. Bintang film George. Bongo adalah singa paling jinak. Sayang, Bongo meninggal karena sakit paru-paru. Singa kedua yang paling jinak di dunia adalah Zamba peliharaan Ralph Helfer.

4.      Macan Tutul
Macan tutul atau dalam nama ilmiahnya Panthera pardus adalah salah satu dari empat kucing besar. Hewan ini dikenal juga dengan sebutanharimau dahan karena kemampuannya memanjat. Pada mulanya, orang berpikiran bahwa macan tutul adalah hibrida dari singa dan harimau, sehingga muncul nama "leopard" di kalangan peneliti Eropa awal. Macan tutul jawa (P. p. melas) adalah fauna identitas Jawa Barat dan termasuk hewan yang terancam punah di Indonesia.
Macan tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai dua meter. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil. Macan tutul betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.
Daerah sebaran macan tutul adalah di benua Asia dan Afrika. Spesies ini sempat dianggap memiliki banyak anakjenis (lebih dari 30 subspesies) yang ditemukan di segala macam habitat, mulai dari hutan tropis, gurun, savanah, pegunungan dan daerah pemukiman, namun sekarang direduksi menjadi hanya sembilan setelah dilakukan pengujian molekuler.
Macan Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama lain. Spesies ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang tinggi, betina biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama induknya sampai macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai dua tahun.
Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya.
Pada umumnya, Macan Tutul menghindari manusia. Namun macan yang kurang sehat, kelaparan atau terluka sehingga tidak dapat berburu mangsa yang biasa, dapat memangsa manusia. Ada peristiwa mengenai seekor Macan Tutul jantan di Rudraprayag memangsa lebih dari 125 jiwa, dan seekor Macan Tutul betina yang disebut "Macan Tutul Panar" memangsa lebih dari 400 jiwa pada awal abad ke-20 di India.
Beberapa subspesies dari Macan Tutul seperti Macan Kumbang dari Indonesia terancam punah, namun secara umum Macan Tutul dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List.




B.     Identifikasi Hewan
1.      Kucing Hutan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeRIflh83Ws_XKgxx_jtAzFwz3_d6NhcQJeaNS9zPcyVLdY-Wr_6bkeRmPSO0awZThaBYTCRBcvDZLC3rsCfITYZfPVoxqviDsOALl3GG1xggivDyFY_RSF6B2v_VHt8vNLWtRsdv6EWY9/s1600/Hutan3.jpgNama Latin : Prionailurus Planiceps
Nama Daerah: Kucing Hutan


Klasifikasi Kucing Hutan
Alam                : Haiwan
Filum                :
Kordata
Kelas                :
Mamalia
Order                :
Karnivor
Famili               :
Felidae
Genus               :
Felis
Spesies             : F. planiceps
Binomia            : Felis planiceps



Ciri-ciri Kucing Hutan
a)      Jantung Kucing Hutan terdiri daripada 4 kamar seperti manusia. Kamar atas dikenali sebagai atrium, sementara kamar bawah dikenali sebagai ventrikel.
b)      Pembiakan
Sebagai mamalia, Kucing Hutan berdarah panas, melahirkan anak, menjaga anak, dan mempunyai bulu di badan. Kucing Hutan akan menjaga anaknya sehingga mampu berdikari.
c)      Habitat
Kucing hutan atau dikenali sebagai kucing kepala leper sering ditemui di kawasan hutan paya bakau di Semenanjung Malaysia seperti di Hutan paya di pinggir Sungai Merbuk Kedah.Kucing ini juga dikenali sebagai kucing yang suka pada air.

d)     Pengekalan
Kucing Hutan merupakan haiwan yang dilindungi and memerlukan lesen pemburuan.
Penyebaran Kucing Hutan
Kucing hutan terdapat di kawasan tropika tanah rendah di jauh keselatan Thailand, SemenanjungMalaysia, Sabah, Sarawak, BruneiDarussalam, Kalimantan dan Sumatera. Kucing ini juga dikenali sebagai kucing yang suka pada air. Mereka biasanya terdapat di habitan air tawar berhampiran persisiran dan kawasan tanah rendah. Lebih 70% rekod dikumpul kurang dari 3 kilometer (1.9 bt) dari kawasan berair.  Kucing hutan wujud di kawasan hutan utama dan hutan tanam semula.
2.        Harimau
Nama Latin : Panthera tigris
Nama Daerah: Harimau
Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Felidae
Genus
Spesies
:  P. tigris

Ciri-ciri Harimau
Harimau juga digeruni sebagai kucing yang paling berat di hutan belantara. Harimau juga memiliki kaki dan bahu yang amat kuat, yang membolehkannya mengheret mangsa yang lebih berat daripada dirinya. Bagaimanapun, setiap subspesies berlainan saiznya dengan satu sama lain, apalagi lebih tinggi latitud habitatnya maka lebih besar subspesiesnya, selaras dengan hukum Bergmann. Maka, harimau Siberia (Panthera tigris altaica) jantan yang lebih besar boleh mencapai kepanjangan 3.5 m "ikut lengkung" (3.3 m. "ukuran lurus") dan berat 306 kilogram,[15] iaitu lebih besar berbanding harimau-harimau yang tinggal di kepulauan seperti harimau Sumatera, iaitu subspesies hidup yang terkecil dengan berat badan setakat 75–140 kg sahaja.
 Harimau betina lebih kecil berbanding harimau jantan dalam setiap subspesies. Perbezaan saiz antara harimau jantan dan betina lebih ketara dalam subspesies yang lebih besar, iaitu berat harimau jantan bersamaan dengan 1.7 kali berat harimau betina.
 Selain itu, harimau jantan lebih luas tapak kaki depannya berbanding harimau betina. Perbezaan ini sering digunakan oleh ahli biologi untuk menentukan jantina harimau apabila memerhati kesan tapak kakinya.[17] Tengkorak harimau amat serupa dengan tengkorak singa, cuma bahagian hadapannya tidak begitu tertekan atau rata, dengan kawasan postorbital yang lebih panjang sedikit berbanding tengkorak singa yang lebih lebar lubang hidungnya. Namun begitu, disebabkan perbezaan tengkorak kedua-dua spesies tersebut tidak begitu ketara, spesies pemilik tengkorak biasanya hanya dapat ditentukan melalui struktur rahang bawahnya.



Habitat Harimau
Asalnya harimau bintang hidup di seluruh Afrika (tapi bukan di Sahara) dan Asia Selatan. Namun hari ini banyak subspesies harimau bintang, terutamanya di Asia, diancam kepupusan, pupus atau hampir mati.
Harimau bintang sangat aktif pada waktu malam. Ia dapat memanjat dengan sangat baik, dan banyak masanya tinggal di atas pokok. Ia selalunya makan mamalia sederhana besar, dan juga burung, reptilia serta serangga. Harimau bintang memburu pada waktu yang berbeza dalam sehari, dan mereka juga menggunakan cara berbeza untuk memburu.
Harimau bintang biasanya hidup sendirian dan cuba untuk tidak berjumpa dengan harimau bintang lain. Ia hanya bersama-sama apabila mengawan. Anak harimau bintang meninggalkan ibunya selepas 13 - 18 bulan.
Penyebaran Harimau
Harimau adalah hewan nasional dari:
1.      Cina, bersama naga dan panda; harimau adalah simbol tidak resmi.
2.      Banglades (Harimau Benggala)
3.      India (Harimau Benggala)
4.      Malaysia
5.      Nepal (Harimau Benggala)
6.      Korea Utara (Harimau Siberia)
7.      Korea Selatan
8.      Nazi (sudah tidak ada) bersama dengan elang hitam.
9.      USSR (sudah tidak ada) (Harimau Siberia)
3.        Singa
Nama Latin : Panthera leo
Nama Daerah: Simha

Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Felidae
Genus
Spesies
: P. leo

 

Ciri-Ciri Singa

Panjang singa jantan adalah 260-330 cm, kalau betina 240-270 cm. panjang ekor jantan 70-105cm, betina 60-100 cm. berat jantan 150-250 kg, berat betina120-185 kg. panjang dari ujung kaki ke pundak jantan 80-123 cm, betina 75-110 cm. sehabis lahir berat singa adalah 1-2 kg.

Panjang singa jantan adalah 260-330 cm, kalau betina 240-270 cm. panjang ekor jantan 70-105cm, betina 60-100 cm. berat jantan 150-250 kg, berat betina120-185 kg. panjang dari ujung kaki ke pundak jantan 80-123 cm, betina 75-110 cm. sehabis lahir berat singa adalah 1-2 kg.
P. l. leo
bulu tebal disekitar tengkuknya berevolusi melewati pundaknya singa. bulu tebal warnanya hitam.
P. l. bleyenberghi
bulu tebalnya tidak berevolusi.
P. l. Krugeri
bulu tebalnya hitam
P. l. massaieus 
bulu tebalnya berevolusi tapi tidak melewati pundak
P. l. melanochaita 
panjang singa betina sekitar 170 cm. panjang ekor betina kira-kira 90 cm.
P. l. persica  
panjang sekitar 190 cm. panjang ekor 80-90cm
P. l. senegalensis 
bulu tebalnya tidak berevolusi. warna bulu tebalnya kuning.

Habitat

Dahulu, Singa hidup di seluruh Afrika, Eropa, Timur Tengah dan anak benua India. Tetapi sekarang habitatnya hanya di sebagian kecil anak benua India dan Afrika. Itu terjadi karena perburuan liar yang ingin mengambil kulit badannya.

Habitat singa.
P. l. Krugeri
tinggal di daerah afrika selatan.
P. l. bleyenberghi
tinggal di daerah kongo,zinbabue dll.
P. l. massaieus 
tinggal di daerah tanzania,kenia.
P. l. persica
tinggal di daerah india
P. l. senegalensis
tinggal di daerah negara republik segnal
Habitat yang sudah punah
P. l. leo
dulu tinggal di bagin utara benua afrika
P. l. melanochaita
dulu tinggal di afrika selatan
dan dari gambar-gambar di dinding,sekitar 15000 tahun yang lalu diperkirakan hidup di eropa dan 5000 tahun yang lalu pernah ada di yunani.

Penyebaran
Singa banyak pula dipakai dalam nama-nama kota. Di bawah diberikan beberapa contoh:


4.        Macan Tutul
Nama Latin : Panthera pardus
Nama Daerah: Macan Tutul

Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. pardus


Ciri-ciri Macan Tutul
Macan tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai dua meter. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil. Macan tutul betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.

Habitat Macan Tutul
Secara global, Macan Tutul tersebar di banyak wilayah yang meliputi wilayah Asia dan Afrika. Besarnya sebaran Macan Tutul ini menimbulkan variasi genetis dan morfologis pada tiap sub spesiesnya. Pada saat ini di provinsi Jawa Barat, Macan Tutul masih dapat dijumpai di beberapa kawasan :
1)      Taman Nasional Gunung Halimun
2)      Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
3)      Cagar Alam Leuweung Sancang
4)      Gunung Patuha, Ciwidey
5)      Cagar Alam Gunung Simpang, Cianjur
6)      Cagar Alam Gunung Tilu, Cianjur
7)      dan beberapa daerah lain yang tersebar di provinsi Jawa Barat

Penyebaran Macan Tutul
Daerah sebaran macan tutul adalah di benua Asia dan Afrika. Spesies ini sempat dianggap memiliki banyak anakjenis (lebih dari 30 subspesies) yang ditemukan di segala macam habitat, mulai dari hutan tropis, gurun, savanah, pegunungan dan daerah pemukiman, namun sekarang direduksi menjadi hanya sembilan setelah dilakukan pengujian molekuler.
Macan Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama lain. Spesies ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang tinggi, betina biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama induknya sampai macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai dua tahun.
Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya.


BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN

A.  Waktu dan Tempat
1.        Waktu Pengamatan
Adapaun waktu pengamatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 17 Januari 2014 sampai dengan selesainya pengematan penulis.
2.        Tempat Pengamatan
Adapun tempat pengamatan ini berlokasi di Taman Hewan Siantar (THS) Pematang Siantar Sumatera Utara.
B.  Langkah-langkah Pengamatan
1.    Alat dan Bahan
1)      Alat
a.    Pensil
b.    Balpoint
c.    Kamera Foto
d.   Kamera Video
e.    Buku
2)      Bahan
Koleksi hewan yang akan di amati : Kucing Hutan, Harimau, Singa dan Macan Tutul.


2.    Cara Kerja
a.         Mengamati dengan cermat hewan yang telah ditugaskan
b.        Mengambil foto-foto hewan yang diamati
c.         Mencata ciri-ciri hewan yang diamati
d.        Memperhatikan perilaku hewan yang diamati
e.         Membuat dokumentasi tenatng hewan yang diamati
f.         Menyusun deskripsi spesies tersebut dan menentukan klasifikasi, habitat dan penyebaran hewan yang diamati.


BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Setelah mengamati dan mempelajari hasil laporan ini, maka kami menyimpulakn bahwa :
1.       
B.       Saran


DAFTAR PUSTAKA



Mcnaughton & Wolf.1990. Ekologi Umum. Edisi 2.Yogyakarta:UGM-Press.,        665-667

Resosoedarmo, R. S.1989. Pengantar Ekologi. PT.Remaja Rosdakarya: Bandung.

Sastrodinoto,S.1980. Biologi Umum II. Jakarta: PT. Gramedia.

Taman Hewan Siantar, Sumatera Utara, Jum’at 17 Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar